Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 04 Januari 2011

Ngangsu (Belajar) dari GiriKusumo

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Aula PengajianPada malam itu serasa menjadi malam yang dingin untuk para jama’ah pengajian mauled di Girikusumo. Pengajian yang rutin dilakukan setiap malam jum’at tersebut memang sudah biasa padat dipenuhi oleh orang. Kiri-kira Jam 9 malam acara yang penuh berkah tersebut dimulai, para jama’ah baik anak-anak sampai buyut kakek pun ikut melantunkan berbagai bacaan-bacaan yang penuh manfaat.
Acara pertama adalah pembacaan Khotmil Qur’an yang dibacakan oleh beberapa Ustadz Al Khafidz (Hafal  Qur’an), kemudian diikuti dengan pembacaan Rotibul Attas oleh Kyai dari Pekalongan. Pembacaan Dziba’ dilakukan setelah Rottibul Attas selesai dibacakan, dan biasa dibaca oleh beberapa Kyai termasuk KH. Munif bin Muhammad Zuhri (Mbah Munif) sendiri.
Lewat tengah malam biasanya pengajian akan selesai, 
sebelumnya ditutup dengan pemberian 
Mauidlotul Khasanah (Ceramah) oleh Mbah Munif sendiri.
Pada waktu itu aku sempat mengutip sedikit dari pembicaraan beliau tentang masalah bulan Muharram (Jawa ; Suro).
Pada zaman Rosululloh dahulu, bulan Suro merupakan bulan dimana seluruh keluarga Nabi diberi cobaan yang sangat berat sekali. Mulai dari cucu Nabi yang bernama Husein, Husein dibunuh oleh orang-orang kafir pada bulan tersebut, bukan hanya dibunuh tapi para orang-orang kafir tersebut sempat memotong-motong mayat Sayyidina Husein (Sekarang ; Mutilasi) Masya Allah, sungguh biadab orang-orang kafir tersebut.
Meanwhile, tidak hanya cucu Nabi saja yang mendapat musibah luar biasa tersebut. Bahkan seluruh keluarga Nabi yang berada di Makkah pun diusir oleh kaum-kaum kafir yang jahanam.
Jadi, menurut penuturan Mbah Munif kita sebagai muslimin yang beriman sebenarnya kurang baik untuk melakukan berbagai acara-acara seperti Hajatan pernikahan atau Khitanan pada bulan-bulan tersebut, karena untuk menghormati bulan Muharrom yang penuh karomah (Keramat) tersebut.
Sebenarnya masyarakat kita pun sudah mengetahui bahwa bulan Suro merupakan bulan yang sangat bermakna tinggi bagi mereka. Tapi kadang-kadang mereka malah menghiraukan keistimewaan dari bulan Suro tersebut.
Tidak hanya Nabi saja yang cobaan pada bulan itu. Sampai detik ini saya menulis posting ini saja, saudara-saudara kita yang berada di Jalur Gaza (Palestina) pun sedang dirundung kesedihan yang amat sangat. Sepertinya Allah telah memberikan cobaan yang amat menyakitkan untuk kaum muslimin di seluruh dunia ini.
Saran dari Mbah Munif adalah jangan terlalu banyak bersenang-senang di Bulan itu, seperti melakukan perjalanan wisata, atau kesenangan yang lainnya. Karena mungkin Allah memandang lain dari apa yang kita pikirkan.
Semoga ndandosi manfaat. Amin



Pondok pesantren salaf giri kusumo kecamatan mranggen kabupaten demak jawa tengah didirikan oleh Syeh Kyai Muhammad Hadi pada tahun 1288 H bertepatan dengan tahun 1868 M. Berdirinya pondok yang kini telah berusia 129 tahun itu merupakan perwujudan gagasan Syeh Kyai Muhammad Hadi untuk membangun sebuah lembaga yang menangani pendidikan ahklaq dan ilmu agama di tengah-tengah masyrakat. Lembaga pendidikan akhlaq diwujudkan dalam bentuk pengajihan thoriqoh kholidyah, sedangkan lembaga pendidikan ilmu pengetahuan agama diwujudkan dalam bentuk penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (KBM) ilmu agama dalam bentuk pengajihan kitab-kitab berbahasa arab yang menggunakan system bandongan, sebuah sitem pengajaran yang kini populler disebut dengan system salaf. Untuk mendukung gagasannyna itu Syekh Kyai Muhammad Hadi yang oleh para santri dan masyarakat di sekitar Giri kusumo mranggen dipanggil dengan sebutan mbah Hadi, mbah Hasan mukibat atau mbah giri, mendirikan sebuah bangunan masjid ditepi hutan jati yang kini pengelolaannya ditangani oleh perum Perhutani Unit I jawa tengah. Bangunan masjid yang hinmgga kini masih dipertahankan keasliannya itu konstruksinya menggunakan kayu-kayu jati pilihan. Demikian juga lantainya menggunakan lembaran-lembaran kayu jati pilihan yang berkualitas tinggi. Kekokohan bangunan masjid yang masih Nampak hingga sekarang kendati usianya telah mencapai 1 abad lebih itu seakan mengiringi keterangan pengasuh pondok yang hingga sekarang masih memperthanan sistem pendidikan salaf ditengah –tengah pengaruh arus perubahan yangjuga melanda di dunia pesantren ditanah air. menurut catatan prasasti didinding bagian depan bangunan masjid yang seluruh bahan bangunannya mengguanakan kayu jati itu dibangun hanya dalam waktu 4 jam. prasasti yang tertulis dengan menggunakan huruf arab pegon dan bahasanya menggunakan bahasa jawa itu berbunyi:" iki pengenget masjid dukuh girikusumo, tahun ba hijrah nabi sollallahu alahiwassallam 1288 wulan robiul awal akhir tanggal ping nembelas awit jam songo dalu jam setunggal dalu rampung, yasane Kyai muhammad giri ugi sak sekabehe wong ahli mukmin kang hadir,taqobbalaahu taala aamin" jika dialih bahaskan kedalam bahasa indonesia dalam terjemahan bebas, prasasti itu kurang lebih berbunyi, " ini adalah pengingat masjid Giri kusumo yang didirikan pada tanggal 16 robiul akhir tahun ba hijriyah Nabi Muhammad SAW 1288 H, dibangun dari pukul sembilan malam sampai pukul satu malam (dini hari), hasil karya Kyai Giri Muhammad Giri dan semua orang mukmin yang hadir, taqobbalaahu taala aamin" Dengan bekal bangunan sebuah masjid yang lokasinyaberada di kaki sebuah perbukitan yang rimbun waktu itu mbah Hadi setiap hari mengajar para santri. jumlah santri yang mengikuti pengajihan dari hari ke hari terus bertambah sehingga asrama atau kamar-kamar yang disediakan dikanan kiri masjid tidak mampu menampuing lagi sehingga mbah Hadi menambah jumlah bangunan agar mampu menampung hasrat santri yang ingin ngaji pada beliau. Mbah Hadi oleh Allah SWT di karuniai usia yang cukup panjang, sehingga memiliki kesempatan dan waktu yang cukup untuk menyiapkan kader-kader penerus perjuangan yang dirintisnya dikemudian hari, demikian halnya terhadap anak dan keluarganya Mbah Hadi memiliki perhatian yang sangat besar terutama dalam hal pendidikan. sehingga dengan adanya kesiapan regenerasi jika suatu saat terjadi suksesi kepemimpinan di pondok Giri, dapat berjalan mulus. ini menandakan bahwa mbah Hadi benar-benar menyadari bahwa regenerasi adalah suatu yang alamiyah dan pasti terjadi.mbah Hadi meninggal dunia pada tahun 1931 dan selanjutnya tugas memimpin pondok diteruskan oleh putranya yang bernama zahid. kerangka pendidikan dan pengajaran yang telah dicanangkan oleh mbah Hadi tetap diteruskan oleh mbah zahid, pengajihan kitab dengan sisitem bandongan dan thoriqoh kholidiyah terus berjalan, jumlah pesertanya juga semakin meningkat. santri-santri pondok giriyang dikemudian hari tidak sedikit yang berhasil menjjadi tokoh panutan masyarakat, sehingga menjadikan ajaran-ajaran yang diberikan oleh pengasuhnya baik sesama mbah hadi maupun mbah zahid semakin menyebar tidak lagi sebatas dipulau jawa saja, bahkan seantero nusantara, terutama ajaran thoriqoh kholidiyah. tentang keberhasilan pondok giri menyebarluaskan ajaran thoriqoh kholidiyah hingga menerobos di daerah-daerah luar jawa seperti kalimantan, sumatra,dan sulawesi. tidak lepas dari peran santri-santrinya yangmengikuti progam transmigrasi keluiar jawa baik domasa kolonial maupun setelah kemerdekaan, mereka selepas meinggalkan jawa di tempat yang baru mengembangkan dan mengajarkan tentang apa-apa yang diperolehnya sesama masih ngaji dengan mbah Hadi maupun mbah zahid. ikatan primordial antara seorang guru dan murid memang sangat kental sekali dilingkungan pondok-pondok pesantren terutama pondok yang memakai sistem salaf, hubungan antara seorang santri dengan guru akan terus berjalan sepanjang masa sampain kepada anak cucunya, inilah kelebiahn yang dimiliki pondok-pondok salaf, ikatan batin antara santri,kyai dan alumni serta seluruh keluarganya dapat berjalan secara alamiyah tanpa diatur dengan dinding protokoler yang ketat.ini pula yang terjadi pada pondok pesantren Girikusumo. 

sumber : http://kahoda.wordpress.com/2008/09/28/girikusumo-mranggen-demak/
               http://www.facebook.com/group.php?gid=242794047792&v=info#!/group.php?gid=242794047792 

0 komentar:

Posting Komentar